Selasa, 09 April 2013

MENCINTAI

bagaimana aku bisa mencintai jika aku membencinya?
bagaimana aq bisa mencintai jika semua hidupku tak mendukung padanya?
bagaimana aq bisa mencintai jika aku mencoba dan gagal?

sulit sekali untuk mencintai apa yang telah aku dapat. aku iri pada temanku dia sangat mencintai dunia barunya sekarang. tapi dengan iri tak kan pernah mengubah hatiku. aku tau aku bukan mereka dan aku tau aku tidak mencintai ini. tapi demi orang - orang yang kusayang aku terus mencoba bertahan disini. sungguh hatiku slalu sakit tapi aku slalu ingat pada mereka. dan aku slalu bertahan.

kini aku belajar untuk berubah. berubah dari semua yang dahulu membuatku jatuh. karena sekarang aku tau bagaimana caranya. semoga hasil yang kudapat esok tidak mengecewakan mereka. amiin.

N aku ingin sekali melihat bagaimanakah takdirku kelak? apakah aku bisa bertahan sampai aku tua? SEMOGA saja. Aku hanya bisa ber do'a n berusaha. cuma sebatas itu. semoga aku tak pernah mengecewakan mereka. amiin

Sabtu, 06 April 2013

kontrasepsi

A.    IUD
1.      Jenis – jenis

a.       Copper-T
b.      Copper-7
c.       Multi load
d.      Lippesloop

Cara kerja
a.       Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
2.      Indikasi
a.       Kontrasepsi
b.      Idhiopatic Menorrhagia (Perdarahan Uterus Disfungsional
c.       Pencegahan Hiperplasia Endometrium ( pertumbuhan sel-sel endometrium uterus berlebihan
3.      Kontra indikasi
a.       Infeksi kelamin
b.      Diduga atau mengalami keganasan rahim atau mulut rahim (serviks)
c.       Perdarahan uterus tidak normal
d.      Kelainan uterus
e.       Penyakit hati kronis, atau tumor hati
f.       Proses tromboemboli (pembekuan darah)
g.      Kehamilan
4.      Cara Pakai (kapan)
a.       Anda hanya perlu sekali dalam setahun untuk datang ke dokter atau bidan untuk memeriksakan keberadaan IUD Anda
b.      Pemasangan IUD harus dilakukan oleh tenaga medis yang telah dilatih
c.       IUD dapat dipasang segera setelah melahirkan, setelah plasenta keluar
d.      Kapan saja bisa dipasang tidak harus sedang haid asalkan Anda tidak sedang hamil
5.      Pemakaian Lanjutan
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat.
6.      Waktu Kontrol
1 minggu setelah pemasangan, 1 bulan kemudian tiap 6 bulan. Lakukan control bila ada keluhan pada KB.
7.      Efek Samping
a.       Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama pemakaian
b.      Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit kelamin
c.       Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS dan HIV dan AIDS
8.      Efektivitas
a.       Sangat murah dan efisien karena cukup sekali pemakaian yang dibantu oleh tenaga medis.
b.      Pilihan kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang minim efek samping.
c.       Efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun.
d.      Cepat mengembalikan kesuburan, sehingga dapat segera hamil jika diinginkan
e.       Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI.
f.       Efektif mencegah kehamilan ektopik.

B.     PIL KOMBINASI
(hormone estrogen dan progesteron)
1.      Jenis
a.    Monofastik       : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
b.    Bifastik             : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
c.    Trifastik           : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam  tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
2.      Indikasi
a.       Usia reproduksi
b.      Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
c.       Gemuk tau kurus
d.      Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
e.       Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.       Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
g.      Pascakeguguran
h.      Anemia karena haid berlebihan
i.        Nyeri haid hebat
j.        Siklus haid tidak teratur
k.      Riwayat kehamilan ektopik
l.        Kelainan payudara jinak
m.    Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf
n.      Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak.
o.      Menderita tuberculosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin )
p.      Varises vena
3.      Kontraindikasi
a.       Hamil atau dicurigai hamil
b.      Menyusui eksklusif
c.       Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
d.      Penyakit hati akut (hepatitis)
e.       Perokok dengan usia >35 tahun
f.       Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
g.      Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis >20 tahun
h.      Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
i.        Migrant dan gejala neurologic fokal (epilepsy/ riwayat epilepsi)
j.        Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
4.      Cara Pakai (kapan)
a.    Setiap saat selagi haid, untuk menyakinkan kalu perempuan tersebut tidak hamil
b.    Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
c.    Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai anda menghabiskan paket pil tersebut
d.   Setelah melahirkan :
1)      Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
2)      Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
3)      Pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
e.    Bila terhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
5.      Pemakaian lanjutan Lanjutan
a.       Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari.
b.      Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c.       Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
d.      Ada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada paket.
e.       Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
f.       Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain.
g.      Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan anda, pil dapat diteruskan.
h.      Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa.
i.        Bila lupa minum pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat boleh minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu  menggunakan metode kotrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai jadwal yang ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan menggunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menggunakan paket pil tersebut.
j.        Pada permulaan penggunaan pil kadang-kadang timbul mual, pening atau sakit kepala, nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) yang bisa hilang sendiri. Kelainan seperti ini muncul terutama pada 3 bulan pertama penggunaan pil, dan makin lama penggunaannya kelainan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Cobalah minum pil pada saat hendak tidur atau pada saat makan malam. Bila tetap saja muncul keluhan, silahkan berkonsultasi ke dokter .
k.      Beberapa jenis obat dapat mengurangi efektivitas pil, seperti rifampisin, fenitoin (dilantin), barbiturat, griseofulvin, trisiklik antidepresan, ampisilin, dan penisilin , tetrasiklin. Klien yang menggunakan obat-obatan diatas untuk jangka panjang sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan dosis entinilestradiiol 50 µg atau anjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain.
6.      Waktu Kontrol
Bila terjadi keluhan dan bila pil habis kurang lebih 1 bulan.
7.      Efek Samping
Efek samping
Penanganan
Amenore (tidak ada perdarahan, atau spotting)
Pemeriksaan dalam atau tes kehamilan, nila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 µg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila klien hamil intrauterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada janin.
Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi analfatik)
Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil, sarankan mium pil saat makan malam, atau sebelum tidur.
Perdarahan pervaginam/ spotting
Tes kehamilan , atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan /spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan terhenti. Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50µg) sampai perdarahan teratasi , lalu kembali ke dosis awal. Bila perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50µg, atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain.

8.      Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,1-5/100 wanita.

C.     PIL PROGESTERON
(mini pil)
1.      Jenis
a.       Kemasan isi 35 pil : 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron.
b.      Kemasan sengan isi 28 pil : 75 Ï€g desogestrol.
2.      Indikasi
a.       Usia reproduksi
b.      Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak.
c.       Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui.
d.      Pascapersalinan dan tidak menyusui.
e.       Pascakeguguran
f.       Perokok segala usia
g.      Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah.
h.      Tidak boleh menggunakan esterogen atau lebih senang tidak menggunakan esterogen.
3.      Kontraindikasi
a.       Hamil atau diduga hamil
b.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c.       Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
d.      Menggunakan obat tuberculosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat)
e.       Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
f.       Sering lupa menggunakan pil.
g.      Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus.
h.      Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.
4.      Cara pakai
a.       Waktu mulai menggunakan pada minipil ini adalah mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.
b.      Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah harike 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
c.       Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
d.      Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
e.       Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dank lien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
f.       Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran.
g.      Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan,bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
h.      Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi lain.
i.        Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat dipberikan pada hari 1 – 5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.
5.      Pemakaian lanjutan
a.       Minum minipil setiap hari pada saat yang sama.
b.      Minum pil yang pertama pada hari pertama haid.
c.       Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
d.      Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut besitu klien ingat. Gunakan metode selama 48 jam berikutnya.
e.       Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera klien ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan
f.       Walaupun klien belum haid mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
g.      Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan satu siklus (tidak haid) atau bila merasa hamil, temui petugas klinik lain untuk memeriksa uji kehamilan.
6.      Waktu Kontrol
Setiap 1 bulan pada tanggal yang sama.
7.      Efek samping
a.       Peningkatan berat badan
b.      Sakit kepala ringan
c.       Nyeri payudara
d.      Amenore (tidak terjadi/ spotting)
e.       Perdarahan/ perdarahan bercak (spotting)

8.      Efektivitas
Sangat efektiv 98,5 % pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa 1-2 tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare) karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat – obat mukolitik asetil sistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari, karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil dapat terganggu.
Agar didapatkan kehandalan yang tinggi maka :
a.       Jangan sampai ada tablet yang lupa
b.      Tablet digunakan pada jan yang sama
c.       Senggama sebaiknya dilakukan 3 sampai 20 jam setelah menggunakan minipil.

D.    SUNTIK 1 BULANAN (Suntikan Kombinasi)
1.      Jenis – jenis
Jenis suntika kombinasi adalah 25 mg DepoMedroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Spionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyelofem), dan 50 mg Noretidron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
2.      Indikasi
a.       Usia reproduksi
b.      Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
c.       Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitasnya tinggi
d.      Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan
e.       Anemia
f.       Nyeri haid hebat
g.      Riwayat kehamilan ektopik
h.      Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
3.      Kontraindikasi
a.       Hamil atau diduga hamil
b.      Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
c.       Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d.      Penyakit hati akut
e.       Usia > 35 tahun yang merokok
f.       Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (>180 / 110 mmHg)
g.      Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
h.      Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
i.        Keganasan payudara
4.      Cara Pakai
a.       Suntikan pertama dapat diberian dalam waktu 7 hari siklus haid. Diperlukan kontrasepsi tambahan
b.      Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual  selama 7 hari  atau menggunkan kontrasepsi lain untuk waktu tujuh hari tersebut.
c.       Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan  setiap saat, asal saja  dapat dipastikan ibu tersebuat tidsk hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan  seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
d.      Bila klien  pascapersalinan 6 bulan , menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
e.       Bila pasca persalinan>6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus  hari 1 dan 7
f.       Bila persalinan <6 bulan="" dan="" diberi="" jangan="" kombinasi="" menyusui="" o:p="" suntikan="">
g.      Bila paska persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi
h.      Paska keguguran ,suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
5.      Pemakaian lanjutan
a.       Klien harus kembali ke dokter/bidan untuk mendapatkan  suntikan kembali setiap 4 minggu
b.      Bila tidak haid dari 2bulan, klien harus kembali ke bidan/dokter untuk memastikan hamil atau tidak
c.       Jelaskan efek samping tersering  yang di dapat pada penyuntikan dan apa yang harus dilakukan bila hal tersebuat terjadi. Bila klien mengelauh mual, sakit kepala,atau nyeri  payudara, serta pendarahan, informasikan kalau kelukan tersebut sering ditemukan dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3
d.      Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsi,  obat-obat tersebuat dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.
6.      Waktu Kontrol
Setiap satu bulan yang ke bidan pada tanggal yang sama.
7.      Efek Samping
a.       Terjadi   perubahan   pada  pola  haid   seperti   tidak teratur, perdarahan bercak atau perdarahan selama sampai 10 hari
b.      Mual,   sakit kepala,  nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua dan ketiga
c.        Ketergantungan   klien    terhadap   pelayanan   kesehatan.   Klien  harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
d.      Efektifitasnya   berkurang  bila  digunaan bersamaan dengan obat-obat epilepsy atau obat tubercolusis
e.       Dapat  menimbulkan   efek  samping yang serius seperti jantung, stroke, bekuan  darah  pada paru atau otak yang kemungkinan timbulnya tumor hati
f.       Panambahan berat badan
g.      Tidak   menjamin   perlindungan   terhadap   penularan  terhadap infeksi menular seksual, hepatitis B atau intervensi virus HIV
h.      Kemungkinan  terlambatnya  pemulihan  kesuburan setelah penghentian pemakaian

8.      Efektivitas
a.       Berkurang  bila  digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy atau obat tubercolusis
b.      Sangat tinggi (0,1 – 0,4 kehamilan  per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
c.       Menyebabkan siklus haid lebih stabil, amenorhea lebih jarang dan fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti menjadi akseptor
E.     SUNTIKAN 3 BULANAN ( suntikan progestin )
1.      Jenis
Ada dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
a.       Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA.
b.      Depo Noretisteron Enantat (Depo Neristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron enantat.
2.      Indikasi
a.       Usia reproduksi
b.      Nulipara dan yang telah memiliki anak
c.       Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
d.      Menyusui dan membutuhkan kontasepsi yang sesuai
e.       Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.       Setelah abortus
g.      Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
h.      Perokok
i.        Tekanan darah <180 anemia="" atau="" bulan="" darah="" dengan="" gangguan="" masalah="" mmhg="" o:p="" pembekuan="" sabit="">
j.        Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberculosis (ripamfisin)
k.      Tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi suntikan yang mengandung esterogen
l.        Sering lupa menggunakan  pil kontrasepsi
m.    Anemia defisiensi besi
n.      Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
3.      Kontraindikasi
a.       Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin7 per 100.000 kelahiran)
b.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c.       Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
d.      Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e.       Diabetes mellitus disertai komplikasi
4.      Cara pakai
a.       Pemakaian Kontrasepsi suntikan progestinDepo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera) diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong)
b.      Pemakaian Kontrasepsi suntikan progestin Depo Noretisteron Enantat (Depo Neristerat) diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik intramuscular.
c.       Kontrasepsi suntikan progestin dapat mulai digunakan setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
d.      Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
e.       Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
f.       Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
g.      Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
h.      Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, danpemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
i.        Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan padanhari pertama sampai hari ke 7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke 7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
j.        Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur, Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
5.      Pemakaian lanjutan
Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan atau klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA atau setiap 8 minggu untuk Noristerat.
6.      Waktu kontrol
Setiap 1 bulan pada tanggal yang sama.
7.      Efek samping
a.       Peningkatan/ penurunan berat badan
b.      Sakit kepala
c.       Nyeri payudara
d.      Amenore (tidak terjadi/ spotting)
e.       Perdarahan/ perdarahan bercak (spotting)
8.      Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya dilakukan dengan cara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

F.      IMPLAN
1.      Jenis - jenis
a.       Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.      Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm,dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c.       Jedena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
2.      Indikasi
a.       Usia reproduksi.
b.      Telah memiliki anak maupun yang belum.
c.       Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d.      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e.       Pascapersalinan dan tidak menyusui.
f.       Pascakeguguran.
g.      Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
h.      Riwayat kehamilan ektopik.
i.        Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).
j.        Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung esterogen.
k.      Sering lupa menggunakan pil.
3.      Kontraindikasi
a.       Hamil atau diduga hamil.
b.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c.       Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
d.      Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e.       Miom uterus dan kanker payudara.
f.       Gangguan toleransi glukosa
4.      Cara Pakai (Kapan)
a.       Setiap saat selama siklus haid hari ke 2 – hari ke 7 tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan
b.      Insersi dapat dilakukan setiap saat asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila di insersi setelah hari ke 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saj.
a.       Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari saja.
b.      Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai kontrasepsi lain.
c.       Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
d.      Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantikannya dengan implant insersi dapat dilakukan setiap saat asal saja di yakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengfan benar.
e.       Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi rahim.
f.       Bila kontasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampaib datangnya haid berikutnya.
g.      Bila kontasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke 7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
h.      Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.
5.      Pemakaian Lanjutan
Bila klien ingin meneruskan memakai implan, maka satu set kapsul yang baru dapat segera dipasang setelah selesai pencabutan. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kadar Levonorgestrel setelah pemasangan pertama dengan pemasangan kedua pada tempat yang sama maupun pada lengan yang lain.
a.       Kapsul yang baru dapat dipasang melalui insisi dan arah yang sama dengan yang terdahulu.
b.      Pilihan lain, kapsul dipasang dengan arah yang berlawanan. Saat memasang dengan arah yang berlawanan, pastikan kapsul tidak terpasang terlalu dekat dengan siku karena akan mengganggu gerakan siku.
c.       Insisi baru hanya dilakukan jika terlalu banyak jaringan ikat yang rusak pada tempat pemasangan pertama atau tidak ada tempat yang cukup antara tempat insisi dan lipatan siku.
d.      Bila pada tempat pencabutan tidak memungkinkan untuk dipasang lagi atau atas permintaan klien, maka pemasangan satu set kapsul yang baru dapat dilakukan pada lengan lain.

6.      Waktu Kontrol
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implan. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implan dipasang bila ditemukan hal – hal sebagai berikut :
a.    Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
b.   Pendarahan yang banyak dari kemaluan.
c.    Rasa nyeri pada lengan.
d.   Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
e.    Ekspulsi dari batang implan.
f.    Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kebur.
g.   Nyeri dada hebat.
h.   Dugaan adanya kehamilan.
1 minggu setelah pemasangan, 6 bulan sekali control berat badan dan tekanan darah.
7.      Efek Samping
a.       Amenorea.
b.      Perdarahan bercak (spotting) ringan.
c.       Ekspulsi.
d.      Infeksi pada daerah insersi.
e.       Berat badan naik/turun.
8.      Efektivitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1 kehamilan per 100 perempuan)